Tentang binatang darat, al-Quran tidak jelas
menentukan yang haram, melainkan babi, darah, bangkai dan yang disembelih bukan
karena Allah, sebagaimana telah disebutkan dalam beberapa ayat terdahulu, dengan
susunan yang terbatas pada empat macam dan diperinci menjadi 10
macam.
Tetapi di samping itu al-Quran juga
mengatakan:
"Dan Allah mengharamkan atas mereka yang kotor-kotor." (al-A'raf: 157)
Yang disebut Khabaits (yang kotor-kotor),
yaitu semua yang dianggap kotor oleh perasaan manusia secara umum, kendati
beberapa prinsip mungkin menganggap tidak kotor. Justru itu Rasulullah dalam
hadisnya melarang makan keledai kota pada hari Khaibar.
Hadisnya itu berbunyi sebagai
berikut:
"Rasulullah s.a.w. melarang makan daging keledai kota pada hari perang Khaibar."4 (Riwayat Bukhari)
Dan untuk itu diriwayatkan bahwa Rasulullah
melarang binatang yang bertaring dan burung yang berkuku
mencengkeram:
"Rasulullah melarang makan semua binatang buas yang bertaring dan burung yang berkuku mencengkeram." (Riwayat Bukhari)
Yang dimaksud Binatang Was (siba'), yaitu
binatang yang menangkap binatang lainnya dan memakan dengan bengis, seperti
singa, serigala dan lain-lain. Dan apa yang dimaksud dengan burung yang berkuku
(dzi mikhlabin minath-thairi), yaitu yang kukunya itu dapat melukai, seperti
burung elang, rajawali, ruak-ruak bangkai dan burung yang sejenis dengan
elang.
Ibnu Abbas berpendapat, bahwa binatang yang
haram dimakan itu hanya empat seperti yang tersebut dalam ayat. Seolah-olah
beliau menganggap hadis-hadis di atas dan lain-lain sebagai mengatakan makruh,
bukan haram. Atau mungkin karena hadis-hadis tersebut tidak sampai kepadanya.
Ibnu Abbas juga pernah berkata: "Bahwa
orang-orang jahiliah pernah makan sesuatu dan meninggalkan sesuatu karena
dipandang kotor. Kemudian Allah mengutus nabiNya dan menurunkan kitabNya. Di
situlah menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram. Oleh karena itu,
apa yang dihalalkan, berarti halal, dan apa yang diharamkan, berarti haram,
sedang yang didiamkan berarti dimaafkan (halal). Kemudian ia membaca
ayat:
"Katakanlah! Saya tidak mendapatkan sesuatu yang diwahyukan kepadaku tentang makanan yang diharamkan bagi orang yang mau makan kecuali ..." (al-An'am: 145)5
Berdasar ayat ini, Ibnu Abbas berpendapat
bahwa daging keledai kota itu halal.
Pendapat Ibnu Abbas ini diikuti oleh Imam
Malik, dimana beliau tidak menganggap haram terhadap binatang-binatang buas dan
sebagainya, tetapi ia hanya menganggap makruh.
Yang sudah pasti, bahwa penyembelihan secara
syara' tidak mempengaruhi halalnya binatang-binatang yang haram itu, tetapi
mempengaruhi terhadap sucinya kulit sehingga tidak perlu lagi disamak.
Halal & Haram Dalam Islam
Oleh: Dr. Yusuf Al-Qardhawi
Kunjungi juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar