Senin, 27 Juli 2015

Prinsip Ilmu Ushul Fiqih Syekh Utsaimin

Bagian 7:

Dan suatu yang mandub itu pelakunya diganjar jika ia melakukannya
untuk mendapatkan pahala (ikhlas), dan orang yang meninggalkannya tidak
mendapatkan adzab.
Dan dinamakan juga : ( .(سنة ومسنوناً ومستحباً ونفلاً
3. Haram ( المحرم ) secara bahasa : ( الممنوع ) "yang dilarang".
Dan secara istilah :

"Apa-apa yang dilarang oleh pembuat syari'at dalam bentuk keharusan
untuk ditinggalkan", seperti durhaka kepada orang tua.
Maka keluar dari perkataan kami : ( ما ى عنه الشارع ) "Apa-apa yang dilarang
oleh pembuat syari'at", yang wajib, sunnah dan mubah.
Dan keluar dari perkataan kami : ( على وجه الإلزام بالترك ) "dalam bentuk
keharusan untuk ditinggalkan", yang makruh.
Dan suatu yang haram itu pelakunya diganjar jika ia meninggalkannya
untuk mendapatkan pahala (ikhlas), dan orang yang melakukannya
berhak mendapatkan adzab.
Dan dinamakan juga :

4. Makruh ( المكروه ) secara bahasa : ( المبغض ) "yang dimurkai".
Dan secara istilah :
ما نهى عنه ال  شارِع لاَ علَى وجهِ اْلإِلْزامِ بِالتركِ
"Apa-apa yang dilarang oleh pembuat syari'at tidak dalam bentuk
keharusan untuk ditinggalkan", seperti mengambil sesuatu dengan tangan
kiri dan memberi dengan tangan kiri.
Maka keluar dari perkataan kami : ( ما ى عنه الشارع ) "Apa-apa yang dilarang
oleh pembuat syari'at", yang wajib, sunnah dan mubah.
Dan keluar dari perkataan kami : ( لا على وجه الإلزام بالترك ) "tidak dalam bentuk
keharusan untuk ditinggalkan", yang haram.
Dan suatu yang makruh itu pelakunya diganjar jika ia meninggalkannya
untuk mendapatkan pahala (ikhlas), dan orang yang melakukannya
tidak mendapatkan adzab.

5. Mubah ( المباح ) secara bahasa : ( المعلن والمأذون فيه ) "yang diumumkan dan diizinkan
dengannya".
Dan secara istilah :

"Apa-apa yang tidak berhubungan dengan perintah dan larangan secara
asalnya". Seperti makan pada malam hari di bulan Romadhon.

Sponsor link:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar